Demi Tuhan aku tak mengenalnya. Menatapnya saja tidak, bahkan untuk menyapanya.
Tetapi barusan mengapa ia meninjuku? tinjunya begitu telak, hampir membuatku KO.
Tetapi anehnya tubuhku sama sekali tak merasakan memar ataupun bengkak. Aku heran.
Tinju kerasnya tadi dibagian mana? ragaku masih baik-baik saja. Ah, aku baru sadar, sedaritadi ia tak meninjuku, ia hanya sedang asyik berdialog dengan Yang Maha Kuasa. Lantas, mengapa aku merasa ia meninjuku dengan telak? Ah iya, hatiku yang ditinju, terasa perih, terlampau sakit, seakan memaksaku untuk berkaca diri. Nyaatanya semenjak tadi hatiku yang ditinju. Tetapi dengan apa ia meninjuku? Apa dengan keikhlasannya?
Sepertinya ia bukan petinju, tetapi keikhlasannya meninju batinku.
Sepertinya ia bukan petinju, tetapi keikhlasannya meninju batinku.
-Ramadhan Kareem-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar